KEUTAMAAN HAJI

Beranda / Keutamaan Haji / Wuquf (Bagian 3: Amalan yang Harus Dihindari di Hari Arafah)

Wuquf (Bagian 3: Amalan yang Harus Dihindari di Hari Arafah)

Jumat, 30/07/2021 14:59

Assalaamu'alaikum Sahabat Syariah

Di antara kesalahan-kesalahan yang sering terjadi selama wukuf di Arafah adalah sebagai berikut : 

1. Wukuf di luar wilayah Arafah. Saat melakukan patroli, para dai dari Kementrian Agama Arab Saudi masih banyak menemukan jamaah haji yang melakukan wukuf di luar Arafah. Padahal kesalahan ini jika tidak diluruskan mengakibatkan haji kita tidak sah.

2. Keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam. Wukuf adalah rukun haji, sedangkan melakukan wukuf hingga matahari terbenam adalah salah satu kewajiban haji. Jika jamaah haji sudah keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam dan tidak kembali lagi, maka ia telah meninggalkan salah satu kewajiban haji dan harus membayar dam dengan meyembelih seekor kambing.

3. Menyibukkan diri dengan naik Jabal Rahmah, berjalan-jalan, atau menuliskan prasasti di sana. Nabi kita Muhammad SAW sendiri tidak mendaki gunung ini saat wukuf. Jika menaikinya sebagai refreshing, maka hukumnya boleh, tetapi ada hal lain yang lebih baik dilakukan di kesempatan yang belum tentu terulang ini. 

4. Menghadap ke Jabal Rahmah saat dzikir dan doa dan membelakangi kiblat. Yang sesuai dengan sunnah adalah menghadap ke kiblat saat berdoa, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Jâbir Radhiyallahu anhu : 

ثُمَّ رَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حَتَّى أَتَى الْمَوْقِفَ فَجَعَلَ بَطْنَ نَاقَتِهِ الْقَصْوَاءِ إِلَى الصَّخَرَاتِ وَجَعَلَ حَبْلَ الْمُشَاةِ بَيْنَ يَدَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ

"Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat hingga tiba di tempat wukuf, maka beliau jadikan perut unta beliau al-Qashwa di bebatuan (di belakang Jabal Rahmah), menjadikan rombongan pejalan kaki di depan beliau dan menghadap kiblat". 
[HR. Muslim no. 1284] 

Saat wukuf, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap Jabal Rahmah, tapi pada saat yang sama beliau juga menghadap kiblat. Beliau menjadikan Jabal Rahmah dan Ka’bah di arah depan beliau. Jika keduanya tidak bisa digabungkan, maka yang diutamakan adalah menghadap kiblat, bukan gunung. 

5. Tidak mengoptimalkan dzikir dan doa, tapi malah banyak ngobrol dan bercanda. Hal ini sangat disayangkan, mengingat keistimewaan hari Arafah dan singkatnya waktu wukuf. Saat menempati tempat wukuf, ingatlah bahwa ada jutaan umat Islam yang menginginkan tempat itu, namun mereka tidak bisa mendapatkannya karena tidak memiliki biaya, tidak memiliki kondisi fisik yang memungkinkan, atau sebab lain. Maka jangan sia-siakan kesempatan emas ini dengan obrolan dan canda tawa.

6. Menyibukkan diri dengan berfoto ria selama di Arafah. Terlepas dari perselisihan para Ulama dalam masalah hukum foto makhluk bernyawa, foto-foto ini bisa menjadi pintu masuk setan untuk menjerumuskan ke dalam kubangan riya’ (beramal agar dilihat dan dipuji orang lain) yang membuat ibadah haji sia-sia. Sebisa mungkin tutuplah ibadah mulia ini dari pandangan manusia, sehingga hanya Allâh Azza wa Jalla yang tahu, karena hanya dari-Nya lah kita mengharap pahala. 

Itu hanyalah beberapa contoh kesalahan yang sering terjadi selama di Arafah. 

Mungkin masih banyak lagi kesalahan lain yang harus dihindari jamaah haji, namun apa yang disebutkan di atas cukup sebagai isyarat kepada kesalahan-kesalahan yang lain. 

Semoga Allâh SWT menunjukkan kebenaran sebagai kebenaran dan kita bisa mengikutinya. Dan semoga Allâh menunjukkan kesalahan sebagai kesalahan dan kita bisa meninggalkannya, Aamiin. 

Wallahu A’lamu bishshawaab.



MEDIA SOSIAL

HUBUNGI KAMI

14040